Doa adalah ibadah yang paling mulia di sisi Allah, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Artinya :
Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa.”
Jika ada
waktu-waktu khusus yang menjadikan doa kita lebih mudah untuk terkabul, maka
selayaknya kita memperhatikan waktu-waktu khusus tersebut. Berikut ini adalah
waktu-waktu kita gunakan sebaik-baiknya untuk berdoa.
1. Setiap
akhir sholat (sebelum salam)
Abu Umamah
Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pernah ada yang bertanya kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, doa apakah yang
didengarkan (dikabulkan)?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
« جَوْفُ اللَّيْلِ الآخِرُ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ
الْمَكْتُوبَاتِ »
“Doa yang
dipanjatkan di tengah malam yang akhir dan di akhir shalat wajib.” (HR.
At-Tirmidzi dan An-Nasa`i dalam Al-Kubra)
Para ulama
berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud dengan kata ((دُبُرَ)) dalam hadits
diatas. Apakah maksudnya sebelum salam atau setelah salam dari shalat?
Al-Imam
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata dalam kitabnya, Zadul Ma’ad, 1/378:
“(( وَدُبُرَ
الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ)) bisa jadi maksudnya sebelum salam dan bisa jadi
setelahnya. Adapun Syaikh kami (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah)
menguatkan pendapat yang menyatakan sebelum salam.”
Sedangkan
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berpandangan di akhir setiap shalat
fardhu adalah sebelum salam, sehingga doa itu dipanjatkan setelah selesai
membaca tasyahhud akhir dan shalawat sebelum mengucapkan salam sebagai penutup
ibadah shalat. Beliau rahimahullah berkata: “Riwayat yang menyebutkan adanya
doa yang dibaca di ((دُبُر الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَات)), berarti doa itu
dibaca sebelum salam. Sedangkan dzikir yang dinyatakan untuk dibaca di ((دُبُرَ
الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ)), maka maksudnya dzikir itu dibaca setelah
selesainya shalat. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (artinya):
“Apabila kalian telah selesai dari mengerjakan shalat, berdzikirlah kalian
kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring diatas
lambung-lambung kalian.” (An-Nisa`: 103)
2. Satu
waktu di malam hari
Jabir
radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
« إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا
رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ ».
“Sesungguhnya
pada malam hari ada satu waktu yang tidaklah bersamaan dengan itu seorang
muslim meminta kepada Allah kebaikan dari perkara dunia dan akhirat, melainkan
Allah akan mengabulkan permintaan tersebut, dan itu ada di setiap malam.” (HR.
Muslim dan Ahmad)
Al-Imam
An-Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan: “Pada
hadits tersebut terkandung adanya penetapan satu waktu mustajab pada setiap
malam, dan anjuran untuk berdoa di waktu-waktu malam dengan harapan bertepatan
dengan waktu mustajab tersebut.” (Al-Minhaj, 3/95)
3. Ketika
terbangun di waktu malam
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa
yang terbangun di waktu malam lalu mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ،
لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ .
الْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ،
وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“Laa ilaaha
illalloh, wahdahu laa syariikalahu, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘ala
kuli syaiin qodiir;
Alhamdulillah,
wa subhanalloh, wa laa ilaaha illalloh, wallohu akbar, wa laa haula wa laa
quwwata illa billah”
Kemudian
mengucapkan:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“Allohummagh
firlii”
Atau berdoa,
maka dikabulkan (doanya). Dan jika berwudhu’ kemudian melaksanakan shalat maka
shalatnya diterima.” (HR. Al-Bukhari)
Ada hadits
lain yang semakna dengan ini yaitu bagi orang yang sebelum tidur dalam
keadaan suci dan berdzikir kepada Allah
Dari ‘Amr
bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda.
“Artinya:
Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari
kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan
mengabulkannya”. [Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh
Al-Mundziri 1/371 No. 595]
Maksudnya,
terbangun tanpa sengaja pada malam hari. [An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190]
Yang
dimaksud dengan “ta’ara minal lail” terbangun dari tidur pada malam hari.
3 . Ketika
dikumandangkannya adzan
4. Suatu
waktu pada hari Jum’at
Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebut tentang hari Jum’at, beliau bersabda:
« إِنَّ فِى الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا
مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّى يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
وَقَالَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا يُزَهِّدُهَا».
“Sesungguhnya
di hari Jum’at itu ada suatu waktu yang tidaklah waktu tersebut bertepatan
dengan seorang muslim yang sedang melaksanakan shalat, lalu meminta kepada
Allah suatu kebaikan, kecuali pasti Allah akan mengabulkannya.” Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan dengan tangannya untuk menunjukkan
singkatnya waktu tersebut. (Muttafaqun ‘alaihi)
Ulama
berbeda pendapat tentang batasan waktunya. Ada yang mengatakan waktunya adalah
saat masuknya khatib ke masjid. Ada yang mengatakan ketika matahari telah
tergelincir, ada yang mengatakan setelah shalat ashar, dan ada pula yang
mengatakan waktunya dari terbit fajar sampai terbit matahari. (Al-Minhaj,
6/379)
5.
Tatkala berbuka puasa bagi orang yang berpuasa
Dari
Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya :
Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak
ditolak”.
Shallallahu’alaihi
Wasallam:
ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و
المظلوم
‘”Ada tiga
doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya
pemimpin yang adil, dan doanya orang yang terzhalimi” (HR.
Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no. 1752, Ibnu Hibban no. 2405, dishahihkan Al
Albani di Shahih At Tirmidzi)
Doa masalah
(terkait kebutuhan apapun) bisa kita panjatkan setelah membaca doa berbuka
puasa:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Dzahabadz
dzoma-u wabtalatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru, insyaa Allah
(‘Rasa haus
telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)”
6. Pada saat
turun hujan
Dari Sahl
bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda.
“Artinya :
Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada waktu adzan dan doa pada
waktu turun hujan
Ibnu Qudamah
dalam Al Mughni, 4/342 mengatakan,”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya
hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda,
اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ :
عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ
Carilah do’a
yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang
shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh
Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari Makhul secara
mursal. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani, lihat hadits no. 1026 pada Shohihul
Jami’)
Imam
An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau
jarang ditolak dikarenakan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya
curahan hujan pertama di awal musim. [Fathul Qadir 3/340].
7. Pada saat
ajal tiba
Dari Ummu
Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan
beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya
kemudian bersabda.
“Artinya :
Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya’.
Semua keluarga histeris. Beliau bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri
kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan.”
8. Ketika
mendengar ayam berkokok
Dari Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا
اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ
الْحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
“Apabila
kalian mendengar kokokan ayam maka mohonlah anugerah kepada Allah karena ayam
itu melihat malaikat. Apabila kalian mendengar ringkihan keledai berlindunglah
kepada Allah dari gangguan syaithan karena keledai itu melihat syaithan.” [HR Al
Bukhari (3303) dan Muslim (2729)]
9. Hari
rabu antara dzuhur dan ashar
Sunnah ini
pun mungkin belum diketahui oleh kebanyakan ikhwan yang sudah ngaji, yaitu
dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar di hari Rabu. Hal ini
diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثا
يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين
الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
“Nabi shallallahu
‘alahi Wasallam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa,
dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua
shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir :
‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu
ini untuk berdoa, dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”
Dalam
riwayat lain:
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر
“Pada
hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara shalat Zhuhur dan Ashar”
(HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15,
berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani
di Shahih At Targhib, 1185)
10. Ketika
meminum air zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
ماء زمزم لما شرب له
“Khasiat
Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya”
11. Ketika
dalam kesempitan dan kesusahan
Allah Ta’ala berfirman,
أَمَّنْ
يُجِيْبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْءَ
“Siapakah
yang mengijabahi (menjawab/ mengabulkan) permintaan orang yang dalam kesempitan
apabila ia berdoa kepada-Nya, dan (siapakah) Dia yang menghilangkan kejelekan?” (An-Naml: 62)
Imam Ibnu
Katsir rahimahullah menafsirkan,
ينبه تعالى
أنه هو المدعو عند الشدائد، المرجو عند النوازل، … {أمن يجيب المضطر إذا دعاه} أي:
من هو الذي لا يلجأ المضطر إلا إليه، والذي لا يكشف ضر المضرورين سواه
“Allah
menjelaskan bawha Ia-lah yang diseru ketika keadaan susah dan sempit, Ia-lah
yng diharapkan ketika terjadi musibah dan bencana… (“Siapakah yang
mengijabahi (menjawab/ mengabulkan) permintaan orang yang dalam kesempitan”)
yaitu Dia-lah tempat kembali orang yang kesusahan, tidak kepada yang lain. Dan
Dia-lah yang menghilangkan/mengangkat bahaya, tidak ada yang lain.” (Tafsir Ibnu Katsir 6/203, Dar
Thayyibah, cet, II, 1420 H, syamilah)
12. Saat safar
Dari Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
ثلاث دعوات مستجابات لا شك فيهن دعوة المظلوم ودعوة
المسافر ودعوة الوالد على ولده
“Tiga macam
doa yang pasti terkabul tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang yang
dizhalimi, doa seorang musafir, doa kedua orang tua atas
anaknya.” [HR Abu Daud (1536) dan At Tirmidzi (1905).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar